Polres Bandara Soekarno-Hatta menemukan 8 anak laki-laki di bawah umur menjadi korban dalam peredaran movie pornografi jaringan internasional ini. Dalam video yang dijualbelikan melalui akun media sosial Telegram ini mereka menjadi obyek pelampiasan seksual orang dewasa.
Adrian belum membeberkan jumlah transaksi antara para pelajar tersebut dalam kasus ini. Sementara berdasarkan informasi yang dihimpun, anak laki-laki membayar sekitar Rp 300 ribu.
Sekeluar sekolah, seorang temannya yang ia panggil kakak menawari apa yang tampak seperti jalan keluar: bekerja sebagai pemandu lagu (PL) di sebuah tempat karaoke, tak jauh dari sebuah terminal bus. Tawaran itu segera diterima Mira yang saat itu baru berusia fourteen tahun.
Investigasi BBC terhadap Omegle, sebuah situs obrolan movie dan teks langsung, mengungkap adanya sejumlah anak laki-laki praremaja yang memegang alat kelamin mereka di depan orang-orang tak dikenal melalui sambungan online video secara daring.
Seorang remaja bernama Jhona (bukan nama sebenarnya) bercerita kepada BBC bahwa ia pernah dieksploitasi secara seksual oleh ibu temannya.
Dewi kemudian bergabung dengan anak-anak dampingan KAP Indonesia. Sama seperti Mira, ia mengikuti berbagai kegiatan, termasuk mengikuti pendidikan kesehatan reproduksi remaja. Salah satu materinya tentang penyakit menular seksual. Namun hal itu belum cukup membuat Dewi berhenti dari pekerjaannya.
'Saya pikir itu adalah akhir segalanya' – Para penyintas Mpox di seluruh dunia berbagi kisah mereka
Penantian 32 tahun korban pemerkosaan beramai-ramai di India mencari keadilan – 'Tangis saya pecah bila teringat satu momen yang menghancurkan hidup saya selamanya'
Keterangan gambar, Banyak pelaku pelecehan online tersebut justru merupakan kerabat dekat para korban.
Ia mengatakan selain para pelajar dalam online video, polisi juga memeriksa sejumlah pihak yang berkaitan dengan kasus ini.
Omegle adalah situs web yang menghubungkan orang-orang secara acak untuk berbicara melalui video clip maupun teks secara virtual. Omegle mengklaim ada moderator dalam layanan tersebut. Akan tetapi, situs itu memiliki reputasi terkait konten yang tak terduga dan mengejutkan.
Penantian 32 tahun korban pemerkosaan beramai-ramai di India mencari keadilan – 'Tangis saya pecah bila teringat satu momen yang menghancurkan hidup saya selamanya'
Cathal Delaney dari Europol mengatakan kepada BBC: "Anak-anak lebih rentan, mereka terisolasi, mereka tidak diawasi secara on the net dengan baik dan mereka menghabiskan lebih banyak waktu on the net selama periode ini dibanding sebelumnya.
"Sementara kalau ini terus dibiarkan, kita akan mengalami click here technology misplaced di mana anak-anak kita tumbuh sebagai korban kekerasan seksual yang mengalami trauma," kata dia.